Thursday, December 20, 2007

MEMAKNAI IDUL ADHA

MEMAKNAI IDUL ADHA
oleh: Kholil Misbach, Lc

Di tengah-tengah sibuknya jamaah haji, semua kaum muslimin, tua, muda, laki-laki dan perempuan, semuanya merayakan hari idul Adha, sebuah hari berkorban untuk kaum miskin dan orang-orang lemah.

Pada waktu yang sama, jamaah haji sedang melaksanakan ibadah melempar jumrah, sebagai bentuk perlawanan terhadap setan yang terkutuk sehingga ketika mereka pulang ke rumah masing-masing mereka akan dapat mengalahkan setan dan angkara murka.

Mereka juga akan melaksanakan ibadah Thawaf Ifadloh dengan mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali. sungguh ajaib semua planet di dunia, mengitari matahari berlawanan arah jarum jam dan searah dengan thawaf di Ka'bah. siapakah yang mengajari planet2 ini. sesungguhnya Ia adalah Allah SWT.

Mereka juga akan melaksanakan ibadah sa'I, sebuah ibadah yang mencerminkan keuletan seseorang. ingatlah bagaimana siti Hajar berusaha mencari air untuk si mungil Ismail, beliau berlari dari bukit Shofa ke bukit Marwa sebanyak tujuh kali. hal ini merupakan ajaran bagi kaum muslimin untuk tidak putus asa dalam berusaha. walaupun berkali-kali gagal janganlah stress atau bunuh diri. semuanya harus dicoba.

Hidup ini bukanlah untuk meratap maupun berpesta, sesungguhnya hidup ini adalah medan untuk bekerja dan beramal.

Sebelumnya mereka juga berkumpul di Arafat, mereka bersatu dalam keislaman, sungguh indah jika persatuan ini teraplikasi dalam kehidupan setiap insan. perbedaan suku, ras, warna kulit, negara dan sebagainya tidak menghalangi mereka untuk bersatu menghadap Allah SWT.

Terakhir, hakikat cinta adalah pengorbanan, tanpa pengorbanan cintanya disebut dengan cinta palsu. hari idul Adha ini tiada artinya sebelum seseorang mampu mencintai orang lain sebagaimana dirinya mencintai dirinya sendiri. sungguh benar firman Allah SWT:
"Engkau tidak akan mendapatkan kebaikan sampai engkau menginfakkan apa yang engkau cintai."

Beliau juga bersabda: Demi Allah engkau tidak beriman sehingga engkau mencintai saudaramu sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri.

Bagi-bagilah harta dan daging anda, sesungguhnya Allah tidak butuh semua itu, karena yang dinilai dan dihargai Allah adalah ketakwaan seseorang. dan ketakwaan inilah yang menjadi inti sebuah kemuliaan. Wallahu A'lam.

1 comment:

Kholil said...

memang semua ibadah agama mengandung hikmah yang tiada terkira. ngomong2 bang kholil udah nyembelih berapa kambing? hehehe