Monday, April 7, 2008

Kenapa kita tidak iri?
oleh: Kholil Misbach Lc
Iri atau Hasad tidak semua jelek, bahkan ia menjadi amalan baik jika iri tersebut dalam hal berlomba-lomba kebaikan. dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra.: Dari Nabi saw., beliau bersabda: Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan Alquran dan ia membacanya di waktu malam dan di waktu siang dan terhadap orang yang Allah berikan harta dan ia membelanjakannya untuk kebaikan di waktu malam dan di waktu siang
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 1350

Dalam Hadits di atas iri itu dilarang semua kecuali dalam kebaikan, yaitu iri terhadap orang yang diberikan Al Qur'an lalu mengamalkannya. orang yang diberi Al Qur'an adalah orang yang paling kaya, ia telah diberi kalam Allah yang terbaik di dunia. ialah kitab yang akan mengangkat sebuah kaum karena memuliakannya dan merendahkan kaum yang mengingkarinya.

satu ayat dalam Al Qur'an bahkan satu potongan ayat, mengandung kebaikan yang tiada tara. renungkanlah firman Allah: Fastabiqul Khairat (berlomba-lombalah dalam kebaikan), ia merupakan potongan ayat. Jika semua orang mukmin mampu mengamalkan satu potongan ini, alangkah indahnya dunia ini. Bagaimana jika mereka mengamalkan seluruh Al Qur`an. Subhanallah.

Golongan kedua yang kita boleh iri adalah orang yang diberi harta lalu ia menginfakkannya di waktu malam dan petang. Sungguh hadits ini mengajarkan umat Islam untuk kaya lalu menjadi orang yang ahli sedekah tidak takut miskin. Kalau orang yang kaya tidak bersedekah lalu apa bedanya ia dengan orang-orang miskin. bedanya mungkin hanya penampilan dan cara makan, padahal sesungguhnya Allah tidak melihat penampilan dan bodi seseorang, yang Ia lihat adalah ketakwaan seseorang.

yang dilihat Allah bukanlah jumlah nominal harta yang disedekahkan tapi yang Ia lihat adalah prosentase dan keikhlasan dalam bersedekah. ada orang yang bersedekah 10 ribu rupiah sama pahalanya dengan yang bersedekah 1 juta rupiah. karena apa? karena orang yang bersedekah 10 ribu, ia hanya mempunyai uang 20 ribu, sedangkan orang yang bersedekah 1 juta mempunyai uang 2 juta. sejelek-jelek orang adalah orang kaya yang punya triliunan rupiah akan tetapi tidak seribupun keluar uangnya dalam kebaikan. Wallahu A'lam.

Saturday, April 5, 2008

IMAN DAN AMAL BAIK

Wahai saudaraku! Iman seseorang bisa naik dan turun, ia akan naik dengan ketaatan dan berkurang dengan dosa-dosa dan maksiat-maksiat. hal ini sesuai dengan hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada pezina yang di saat berzina dalam keadaan beriman. Tidak ada pencuri ketika mencuri dalam keadaan beriman. Begitu pula tidak ada peminum arak di saat meminum dalam keadaan beriman. HR. Muslim

Saudaraku! Kemaksiatan selain dapat mengurangi iman seseorang, ia juga menyebabkan kemunafikan.
Hadis riwayat Abdullah bin Amru ra., ia berkata: Rasulullah saw. pernah bersabda: Ada empat sifat yang bila dimiliki maka pemiliknya adalah munafik murni. Dan barang siapa yang memiliki salah satu di antara empat tersebut, itu berarti ia telah menyimpan satu tabiat munafik sampai ia tinggalkan. Apabila berbicara ia berbohong, apabila bersepakat ia berkhianat, apabila berjanji ia mengingkari dan apabila bertikai ia berbuat curang. HR. Muslim

Saudaraku yang dirahmati Allah! Janganlah anda cepat-cpat dan buru-buru menuduh kafir orang lain! hal ini diperingatkan oleh hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata: Nabi saw. bersabda: Apabila seseorang mengafirkan temannya, maka ucapan (yang mengafirkan) itu benar-benar kembali kepada salah seorang di antara keduanya (yang mengatakan atau yang dikatakan) HR. Muslim.

Kita sebagai seorang muslim juga wajib menjaga hak-hak kedua orang tua, Allah juga melarang kita membenci mereka apapun alasannya. hal ini sesuai dengan hadits Nabi saw hadis riwayat Abdurrahman bin Abu Bakrah ra., ia berkata: Kami sedang berada di dekat Rasulullah saw. ketika beliau bersabda: Tidak inginkah kalian kuberitahu tentang dosa-dosa besar yang paling besar? (beliau mengulangi pertanyaan itu tiga kali) yaitu; menyekutukan Allah, mendurhakai kedua orang tua dan persaksian palsu. Semula Rasulullah saw. bersandar, lalu duduk. Beliau terus mengulangi sabdanya itu, sehingga kami membatin: Mudah-mudahan beliau diam. HR. Muslim

semoga bermanfaat

Amin